SISTEM
RESPIRASI
I.
TUJUAN
1.
Mengetahui kapasitas pernafasan paru-paru
2.
Mengetahui organ respirasi pada hewan
II.
DASAR
TEORI
Respirasi
merupakan proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi
dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel
tumbuhan maupun sel hewan, dan manusia. Respirasi ini dilakukan baik siang
maupun malam (syamsuri, 1980).
Istilah
pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi, walau sebenarnya
kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti
menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari
lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke
lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses
pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna
memperoleh energi.Pada hewan – hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses
pernafasan, yakni berupa paru – paru, insang atau trakea, sementara pada hewan
– hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara tersebut dilakukan
secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel–sel tubuhnya. Dari alat
pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke
seluruh sel tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan
dimanfaatkan untuk oksidasi di dalam sel guna menghasilkan energi.Respirasi
bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat
diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan
dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling
berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen)
dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna memperoleh energi
dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2) dikelurkan
melalui proses pernafasan.
Karena
hewan-hewan tingkat rendah dan tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus
sehingga oksigen dapat langsung masuk dengan cara difusi, maka sering kali
istilah pernafasan disamakan dengan istilah respirasi. Dengan demikian
perbedaan kedua istilah itu tidak mutlak (Tobin, 2005).
Manusia
membutuhkan zat asam (oksigen) secara terus menerus. Selain itu karbondioksida
yang merupakan hasil metabolisme juga harus secara terus-menerus dikeluarkan
dari tubuh. Agar kedua proses itu terjadi, maka harus ada pertukaran gas antara
tubuh dengan atmosfir. Pertukaran gas ini disebut respirasi (Waluyo,2006:54).
Sistem pernapasan terdiri atas paru-paru dan
jalannya napas yang menghubungkan paru-paru dengan dunia luar. Umumnya sistem
pernapasan terbagi menjadi bagian konduksi yang terdiri atas hidung,
nesofarings, larings, trakea, bronki, dan bronkioli, dan bagian respirasi yang
mencakup alveoli paru dan bronkiolus respiratorus. Fungsi utama system ini
adalah mengadakan pertukaran gas,yaitu pemindahan oksigen ke darah dan
pengeluaran karbondioksida. Sistem pernapasan dari rongga hidung sampai alveoli
adalah sebuah system tertutup, yang berhuungan dengan dunia luar hanya melalui
lubang hidung. Paru terletak di dalam rongga pleura, yang sewaktu toraks
mengembang pada inspirasi, tercipta tekanan negative di daam system pernapasan
dan udara memasuki paru-paru. Pada ekspirasi, jalinan elastis luas di dalam
paru-paru, yang direnggangkan pada inspirasi, mengalami pengerutan kembali
sewaktu toraks mengempis. Karena air juga ikut dikeluarkan bersama udara
ekspirasi, maka paru-paru juga merupakan organ ekskresi (Leeson,1993:195).
Struktur jalan napas (saluran napas) di mulai
dari hidung, mulut, faring, laring, trakea. Udara memaski hidung atau mulut dan
bepindah ke faring. Faring merupakan bagian atas kerongkongan yang berada di
belakang jalan nasal dan dibelakang lidah. Udara kemudian berpindah ke dalam
laring, daerah bawah kerongkongan tempat pita suara berada. Udara harus melalui
celah diantara dua pita untuk memasuki trakea. (Stephen,2003:138).
Dalam praktikum kali ini yang akan dibahas
adalah sistem respirasi pada mamalia, amphibi, dan ikan. Berikut akan
dijelaskan satu- persatu, yaitu:
- Pernapasan
Pada Mamalia
Manusia disebut juga
mamalia karena menyusui. Pada manusia organ pernapasan utamanya adalah
paru-paru (pulmo) dan dibantu oleh alat-alat pernapasan lain. Jalur udara
pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh adalah:
Rongga hidung - faring (rongga tekak) - laring
- trakea (batang tenggorok) – bronkus – bronkiolus – paru-paru – alveolus –
sel-sel tubuh. Volume udara yang dapat dihembuskan semaksimal mungkin setelah
melakukan inspirasi secara maksimal disebut kapasitas vital paru-paru. Berikut
ini akan dibahas satu persatu alat pernapasan pada manusia.
a.
Hidung
Hidung merupakan alat pernapasan paling awal
yang dilalui udara. Di dalam rongga hidung udara mengalami penyaringan dan
penghangatan. Penyaringan dilakukan oleh rambut-rambut kecil (silia) yang
terdapat di dalam rongga hidung. Selain itu silia juga berguna untuk
menyelidiki adanya bau udara. Sedangkan penghangatan terjadi karena kontaknya
rambut-rambut kecil (silia) yang ada di dalam rongga hidung dengan permukaan
selaput lendir yang dilaluinya sehingga menjadi lembap.
b.
Faring (RonggaTekak)
Faring merupakan rongga persimpangan antara
jalan udara pernapasan (batang tenggorok dan rongga hidung) dan jalan makanan
(esofagus).
c.
Laring (Pangkal Tenggorok)
Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai
pembentukan suara. Dalam laring terdapat selaput suara yang ketegangannya
diatur oleh serabut-serabut otot, sehingga dapat menghasilkan tingi rendahnya
nada suara yang diperlukan.
d.
Trakea (Batang Tenggorok)
Trakea berfungsi sebagai tempat lewatnya udara.
Trakea merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai dengan 20
cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda
(huruf C).
e.
Bronkus (Batang Tenggorok).
Di daerah dada, trakea bercabang dua ke kiri
dan ke kanan disebut bronkus (cabang batang tenggorok). Di dalam paru-paru,
tiap bronkus membentuk cabang-cabang disebut bronkiolus, yang menuju tiap lobus
pada paru-paru.
f.
Pulmo (Paru-paru)
Paru-paru merupakan tempat terjadinya
penyerapan oksigen dan karbon dioksida. Paru-paru terletak di dalam rongga dada
di kanan dan kiri jantung dan dilindungi oleh tulang-tulangrusuk yang membentuk
semacam sangkar. Paru-paru kanan mmemiliki tiga lobus, sedangkan paru-paru kiri
memiliki dua lobus. Bagian luar paru-paru diselubungi oleh dua selaput
pelindung yang disebut pleura.
g.
Alveolus
Alveolus
merupakan gelembung-gelembung halus atau gelembung paru-paru yang sangat tipis
tetapi elastis dan mengandung kapiler-kapiler darah. Pada alveolus inilah
pertukaran gas antara oksigen dengan karbon dioksida terjadi (Maryati, Sri dkk.
2007).
-
Pernapasan Pada Amphibi
Alat
pernapasan pada amphibi utama yaitu kulit dan paru-paru. Misalnya katak, berupa
paru-paru, kulit, dan insang. Pada stadium larva (berudu), hewan ini bernafas
dengan insang luar. Insang luar berupa tiga pasang lipatan kulit yang banyak
mengandung pembuluh kapiler darah. Oksigen yang larut dalam air di sekeliling
insang berdifusi ke dalam kapiler-kapiler darah dan beredar ke seluruh jaringan
tubuh. Karbon dioksida dibawa kembali oleh darah ke alat pernapasan untuk
dikeluarkan dari tubuh. Paru-paru katak berjumlah sepasang. Struktur paru-paru
katak berupa kantong tipis yang elastis, dilengkapi dengan lipatan-lipatan pada
permukaan dinding dalamnya yang berguna untuk memperluas permukaan.
Pada
permukaan dinding dalam terdapat kapiler-kapiler darah yang berfungsi
mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan-jaringan lain dan melepas
CO2 ke paru-paru (Suryati, Herfen. 2009).
- Pernapasan Pada Ikan
Ikan bernafas dengan insang yang terdapat di sisi kanan dan kiri kepala.
Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, insang juga berfungsi sebagai alat
ekskresi dan transporasi garam-garam. Oksigen dalam air akan berdifusi ke dalam
sel-sel inang. Darah di dalam pembuluh darah pada insang mengikat oksigen dan
membawanya beredar ke seluruh jaringan tubuh. Dalam jaringan tubuh, darah akan
melepaskan dan mengikat karbon dioksida serta membawanya ke insang. Dari
insang, karbon dioksida keluar dari tubuh ke air secara difusi. Insang ikan
tersusun atas bagian-bagian berikut ini.
a.
Tutup insang (operkulum), hanya terdapat pada
ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan bertulang rawan, tidak terdapat
tutup insang. Operkulum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur
mekanisme aliran air sewaktu bernapas.
b.
Membran brankiostega (selaput tipis di tepi
operkulum), berfungsi sebagai katup pada waktu air masuk ke dalam rongga mulut.
c.
Lengkung insang (arkus brankialis).
d.
Lembaran (filamen) insang (holobrankialis), berwarna
kemerahan.
e.
Saringan insang (tapis insang), berfungsi untuk
menjaga agar tak ada benda asing yang masuk ke dalam rongga insang (Jati.2007).
Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi
pernapasan adalah:
1. Usia
Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih
cepat dibandingkan manula. Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan
semakin menurun karena membutuhkan sedikit energi
2. Jenis kelamin.
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih
cepat dibandingkan perempuan dimana laki-laki lebih membutuhkan banyak energi
dibanding perempuan
3. Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka
frekuensi pernapasan akan semakin cepat. Dengan adanya O2 yang makin
banyak sehingga meningkatakan metabolisme dan suhu tubuh akan turun
4. Posisi tubuh
Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan
atau berlari dibandingkan posisi diam. Frekuensi pernapasan posisi berdiri
lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur
terlentar lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.
5. Aktivitas
Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi
pernapasan akan semakin cepat karena membutuhkan banyak O2 untuk pembentukan energi (Herfen, 2009)
III.
METODE
PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat
1.
Bak besar
2.
Botol besar bervolume 5 liter
3.
Pipa plastik
4.
Papan bedah
5.
Skalpel
6.
Gelas ukur
7.
Jarum pentul
8.
Timbangan berat badan
9.
Alat ukur (mit line)
3.1.2
Bahan
1.
Kapas steril
2.
Air secukupnya
3.
Ikan
4.
Katak (Rana
sp.)
IV.
CARA
KERJA
V.
HASIL
PENGAMATAN
PROBANDUS
|
UMUR
|
TB
|
BB
|
LINGKAR DADA
|
KAPASITAS VITAL
|
GENDER
|
SEBELUM
|
SESUDAH
|
Melly
|
19
|
162
|
52
|
82
|
2750
|
3500
|
P
|
Lulut
|
18
|
161
|
56
|
93
|
3750
|
4250
|
P
|
Barid
|
18
|
163
|
54
|
88
|
1500
|
2500
|
L
|
Fahmi
|
18
|
163
|
45
|
81
|
1500
|
2250
|
L
|
Candra
|
18
|
163
|
50
|
86
|
2500
|
3000
|
L
|
Titan
|
18
|
163
|
55
|
85
|
3000
|
3000
|
L
|
KVP
Melly (sebelum) = UP+UK+US KVP(sesudah)
= 500+1500+3500
=
500+1500+2750 =
5500
= 4750
KVP
Lulut ( Sebelum) = UP+UK+US KVP(sesudah)
= 500+1500+4250
= 500+1500+3750 = 6250
= 5750
KVP
Barid (sebelum) = UP+UK+US KVP
(sesudah )= 500+1500+2500
= 500+1500+1500 = 4500
= 3500
KVP
Fahmi (sebelum ) = UP+UK+US KVP
(sesudah ) = 500+1500+ 2250
= 500+1500+1500 = 4250
= 3500
KVP
Candra (sebelum)= UP+UK+US KVP
(sesudah ) = 500+1500+3000
= 500+1500+2500 = 5000
= 4500
KVP
Titan ( sebelum ) = UP+UK+US KVP
(sesudah) = 500+1500+ 2000
= 500+1500+ 3000 = 4000
= 5000
VI.
PEMBAHASAN
Pada
percobaan kali ini mengenai sistem respirasi, yakni mengetahui kapasitas vital paru-paru
manusia. Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: KVP =
UP + UK + US.
Dalam percobaan ini dipilih salah seorang dari masing-masing kelompok untuk
dijadikan probandus. Ada 6 probandus yaitu yang pertama Mellyatul. Melly
berumur 19 tahun, jenis kelamin perempuan dengan tinggi badan dan berat badan
162 cm dan 52 kg. Lingkar dada 82 cm, kapasitas vital sebelum dan sesudah yaitu
2750 dan 3500. Probandus yang kedua yaitu lulut dengan umur 18 tahun. Jenis
kelamin perempuan, mempunyai tinggi badan dan berat badan yaitu 161 cm dan 56
kg. Lingkar dada yaitu 93 cm. Kapasitas vital sebelum dan sesudah berlari yaitu
3750 dan 4250. Probandus yang ketiga adalah Barid dengan umur 18 tahun. Jenis
kelamin laki-laki. Mempunyai tinggi badan dn berat badan yaitu 163 cm dan 54
kg. Lingkar dada 88 cm. Kapasitas vital sebelum dan sesudah berlari yaitu 1500
dan 2500. Probandus yang keempat adalah fahmi, dengan umur 18 tahun. Mempunyai
tinggi badan dan berat badan yaitu 163 cm dan 45 kg. Lingkar dada 81 cm.
Kapasitas vital sebelum dan sesudah berlari adalah 1500 dan 2250. Probandus
yang selanjutnya adalah candra, jenis kelamin laki-laki dengan umur 18 tahun.
Mempunyai tinggi badan dan berat badan 163 cm dan 50 kg. Lingkar dada 86 cm.
Kapasitas vital sebelum dan sesudah berlari adalah 2500 dan 3000. Probandus
yang selanjutnya adalah titan, jenis kelaminnya adalah laki-laki. Berumur 18
tahun. Memiliki tinggi badan dan berat badan adalah 163 cm dan 55 kg. Lingkar
dada adalah 85 cm. Kapasitas vital sebelum dan sesudah berlati adalah 3000 dan
2000.
Faktor yang mempengaruhi kapasitas
vital paru-paru adalah umur, berat badan, tinggi badan, lingkar dada, dan
jenis kelamin.
umur juga
mempengaruhi kapasitas vital paru-paru. Pengaruh umur terhadap kapasitas paru-paru yaitu semakin
bertambahnya umur
seseorang maka intensitas pernapasannya juga menurun. Berat
badan tinggi badan probandus juga mempengaruhi kapasitas vital paru-paru.
Semakin besar berat badan dan tinggi badan maka kapasitas paru-parunya juga
semakin besar.
jenis
kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas vital
paru-paru. Laki-laki dan perempuan memiliki kapasitas vital yang berbeda.
Laki-laki memiliki kapasitas vital paru-paru yang lebih besar dari pada
perempuan. Kadar O2 yang dibutuhkan laki-laki lebih banyak dari
perempuan karena pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak daripada
perempuan.
Selanjutnya,
lingkar dada yang besar volume paru-parunya juga besar sehingga kapasitas vital
paru-parunya juga besar. Hal ini karena apabila ukuran rongga torak besar,
paru-paru mengembang lebih besar sehingga kapasitas udara untuk menampung udara
pernapasan lebih besar pula. Kapasitas vital seseorang ketika duduk dan
berlari juga berbeda. Semakin tinggi aktifitas, frekuensi pernapasan juga
semakin cepat. Hal ini dikarenakan agar mendapat energi yang besar
melalui proses respirasi. Proses respirasi yang demikian membutuhkan suplai
oksigen yang besar untuk mencukupi kebutuhan oksigen dalam sel di seluruh
tubuh.
Pada laki-laki dan perempuan, kapasitas
vital paru-parunya berbeda seperti yang ada di teori yaitu jenis
kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas vital
paru-paru. Laki-laki dan perempuan memiliki kapasitas vital yang berbeda.
Laki-laki memiliki kapasitas vital paru-paru yang lebih besar dari pada
perempuan. Kadar O2 yang dibutuhkan laki-laki lebih banyak dari
perempuan karena pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak daripada
perempuan.
Dan jika dilihat pada hasil pengamatan, hasil pengamatan tidak sesuai dengan
teori yang ada karena pada laki-laki kapasitasnya vitalnya lebih kecil dari
pada yang perempuan.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan
probandus yang memiliki tinggi badan dan berat badan yang besar, tidak
berpengaruh pada kapasitas vital paru-paru, karena dibuktikan pada tabel hasil
pengamatan yang
tidak sejalan dengan teori yang ada. Hal ini mungkin disebabkan adanya penyimpangan
terhadap hasil dan teori dikarenakan saat melakukan inspirasi dan ekspirasi
probandus tidak melakukan secara maksimal.
VII.
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Aktifitas seseorang sangat mempengaruhi
besarnya kapasitas paru-paru
Kapasitas paru-paru saat diam dan setelah
olahraga berbeda. Kapasitas paru-paru setelah olahraga (lari-lari) lebih besar
dari pada
saat diam.
Beberapa hal yang mempengaruhi kapasitas
paru-paru diantaranya :
·
Jenis kelamin
·
Umur
·
Lingkar dada
·
Berat badan dan tinggi badan
Dimana pada faktor-faktor diatas memiliki
hubungan sebanding dengan kapasitas vital paru-paru. Dan terdapat penyimpangan
terhadap hasil dan teori dikarenakan saat melakukan inspirasi dan ekspirasi
probandus tidak melakukan secara maksimal.
7.2 Saran
·
Praktikan harus lebih teliti membaca skala pada
botol agar tidak terjadi kesalahan
·
Sebaiknya alat-alat yang digunakan disediakan
lebih banyak lagi agar masing-masing orang mengetahuinya secara jelas.
0 komentar: